Legenda Para Perajurut Sparta
Seperti yang telah di katakana oleh sejarawan yunani
Thucydides bahwasannya pasukan Sparta identik dengan perisai dan tombak, juga
beberapa pemain drum, bukan untuk sebuah ritual, melainkan untuk membuat mereka
maju secara serentak, dan mengatur langkah kaki agar tetap tertib dan terlihat
ketat disiplin
Inilah sisa sisa reruntuhan kota Sparta yang terletak
wilayah ibukota laconia, tepatnya di semenanjung Peloponnesus, yunani, namun
karna uniknya budaya mereka, hingga kini reruntuhan tersebut terus di pugar,
prajurit Sparta di kenal akan kesederhanaannya karakternya yang sederhana
membuat para prajurit Sparta semakin di hormati, dan di layani oleh
masyarakatnya mekanisme kerja mereka yang professional dalam menjaga tanah
mereka membuat prajurit Sparta menjadi legenda’ tak hanya itu, prajurit Sparta
juga di kenal mempunya stamina fisik dan mental yang begitu prima sehingga
sulit untuk di kalahkan
Athena dan Sparta
Sparta di bentuk sekitar abad ke 9 sebelum masehi, oleh
Apollo carneus, seorang raja yang bijaksana dan mencintai rakyatnya, Sparta
sangat berperan penting untuk masyarakatnya, ada saat dimana prajurit Sparta
bersosialisasi sebagaimana kalangan biasa yang bukan dari militer dan
adakalanya mereka harus menjadi mesin tempur yang mematikan
Hal inilah yang membuat orang orang Athena merasa kagum
sekaligus takut, mereka sampai bertanya-tanya, apakah sparta sekutu atau musuh,
Pada peperangan peloponnesia tahun 1431 sebelum
masehi dimana Athena harus melawan para prajurit Sparta Athena memerintahkan
seluruh rakyatnya agar berlindung di dalam tembok ibukota meski hal ini banyak
yang memprotes lantaran terkesan pengecut namun Athena menyadari siapa yang
mereka hadapi, meski prajurit Athena sangat kuat akan tetapi mereka kuat jika
untuk pertempuran di wilayah laut, berbeda dengan para prajurit Sparta, di laut
dan di darat mereka sama-sama kuat, dan dengan membiarkan rakyatnya di luar
sana sama saja dengan sebuah kehancuran, prajurit Sparta memiliki reputasi yang
sangat menakutkan juga penghormatan dari para musuh-musuh mereka
Hoplon ( perisai ) yang berasal dari nama hoplite juga
tombak menjadi senjata wajib bagi para prajurit Sparta, perisai ini berbentuk
cembung dengan bobot lebih dari 15 kilogram, dengan diameter tiga kaki, perisai
yang terbuat dari kayu khusus yang telah di buat bulat dengan lapisan perunggu
halus di atasnya, membuatnya tampak berkilau jika terkena sinar matahari,
menjadikan rasa takut bagi para musuhnya,
Profil Sparta
Semenjak lahir, anak-anak lelaki Sparta di gembleng secara
fisik dan mental untuk menjadi sebuah mesin tempur yang handal yang tak
mengenal rasa menyerah, apalagi kalah semenjak mereka lahir, mayoritas dari
mereka tinggal dengan keluarganya hanya sampai 7 tahun saja, setelah itu mereka
akan langsung di kirim ke akademi-akademi militer di agoge menjadi bagian dari
penghuni kamp-kamp pelatihan, semenjak mereka di kirim dan menghuni kamp-kamp
militer hubungan mereka dengan keluarga sengaja di longgarkan karna mereka
sudah menjadi milik Negara,
Plutarch merinci, Sejarawan romawi pada abad pertama
menyebutkan, calon prajurit Sparta di didik untuk tunduk dan mematuhi segala
peraturan raja, mereka harus bisa menanggung segala macam kesulitan dan menaklukannya
terutama dengan hal-hal yang berbau pertempuran,
Ketika usia mereka menginjak 12 tahun, mereka sudah tak di
ijinkan memakai tunik ( baju atasan ) mereka hanya boleh memakai jubah yang di
berikan oleh Negara setahun sekali, perbekalan makan mereka hanya daging yang
sudah mengeras dan beberapa tahu, mereka samasekali jarang mandi, calon
prajurit Sparta tidur secara berkelompok dengan alas tidur apaadanya yang
mereka kumpulkan sendiri, calon prajurit Sparta harus bisa menaklukan
kesulitan-kesulitan itu tanpa senjata walau hanya sekedar pisau,
Pada saat perang mulai berkecamuk, prajurit Sparta yang
usianya sudah menginjak 20 hingga 60 tahun di panggil dari yang mulai terampil
hingga yang paling berpengalaman, mereka
di bentuk menjadi pasukan elit kerajaan, setiap tahunnya para ephors
atau megistrathes mengambil 300 kesatria terbaik dari Sparta untuk menjadi
tentara elite hippies yang bertugas secara khusus menjadi pengawal raja dalam
kesehariannya,
catatan
Meski memiliki reputasi yang menakutkan prajurit Sparta
selalu terkendali dalam menaklukan para musuhnya, menurut Thucydides prajurit
Sparta apapun yang terjadi prajurit Sparta takkan meninggalkan pertempuran
sampai musuhnya benar-benar tumbang, merekan tidak membutuhkan waktu lama untuk
menghabisi para musuhnya,
Jika ada dari prajurit Sparta yang gugur, maka mayat mereka
akan di bawa menggunakan perisai perang dan di makamkan tak jauh dari lokasi
perang, sebagai bentuk penghormatan di nisan-nisan mereka akan di simbol
kehormatan seperti halnya para pejuang Sparta terdahulu yang gugur melawan
pasukan-pasukan Persia.
0 comments:
Post a Comment