Lembah wadi musa, dan
hilangnya kota petra
Suatu ketika, di tahun 1812 johann Ludwig seorang sarjana
swiss, mendapati dirinya persis berdiri di pintu masuk wadi, sebuah lembah
sungai kering, tempat dimana para pemandu dari suku badui menuntunnya, dengan
langkah gontai berjalan diatas lantai ngarai berbatu, sambil terus mengamati
betapa tinggi menjulangnya dinding-dinding gua itu, hingga terkesan hamper
mengaburkan langit, belum lagi dia mengamati pemandangan luarbiasa itu telah
menanti pemandangan extrim lainnya, sebuah bangunan megah yang fantastis di
pahat dari batu padat dengan atap mirip guci yang melonjak hamper 150
kakisungguh pemandangan yang luar biasa,
Burckhardt seorang ilmuwan arab yang penuh semangat juang
dialah yang pertama kali menemukan sebuah kota misterius yang telah lama hilang
setelah berabad-abad dialah orang yang pertama yang memasuki kota petra,
Dengan jubahnya yang khas para pemandu Bedouin meyakini
bahwa dialah syaikh Ibrahim bin abdallah seorang siswa dari pendidika Al-Qur`an
yang terlahir di india melihat cara dia berkomunikasi dengan para pemandu
dengan bahasa arab yang fasih dan nyaris sempurna,
KOTA LEGENDA
Inilah legenda kekayaan yang telah lama hilang, yang
mengelilingi sekitar monument yang sama persis dengan guci yang telah di
temukan oleh Burckhardt
Dalam bahasa arab yang berarti bangunan tersebut di kenal
sebagai al khazneh atau departemen keuangan, karna berdasarkan cerita turun
temurun dari suku setempat tentang adanya gudang harta yang pernah tersimpan
disana,
Berbeda dengan keyakinan para ilmuwan di luar sana
bahwasannya tempat tersebut merupakan makam agung seorang penguasa di abad
pertama, mungkin saja itu makam raja nabate raja aretas IV sebab didalamanya
terdapat sebuh pemakaman dengan detile dekoratif yang indah
Dalam sebuah perjalanannya Burckhardt seringkali mendengar
cerita-cerita dari para suku badui tentang keajaiban-keajaiban petra, banyak
yang meyakini bahwa petra atau qasr al bint ( begitu mereka menyebutnya )
adalah istana bagi putrid para fir`aun, dalam legenda lain di sebutkan bahwa
itu adalah sebuah persembahan dari seorang putrid terhadap lelaki yang sanggup
mengalirkan air ke istananya,
Tapi pada kenyataanya para ilmuwan meyakini bahwa petra
adalah sebuah kuil, tempat untuk pemujaan yang di dedikasikan untuk dewa-dewa
nabateadi dushara dan al uzza.
OASIS OF NABATAEANS
`tersebut didalam al kitab wilayah-wilayah di sekeliling
petra di sebut edom, sebuah tanah yang dulunya pernah di lalui oleh esau, 9
saudara kembar dari bapak Israel, yakub, yang kemungkinan besar petra terletak
diantara pemukiman para suku semit yang menyerang dari sekitaran laut mati,
hingga barat laut, dan dari teluk aqoba hingga ke selatan, pada abad 13 sebelum
masehi, yang saat itu petra dengan aliansi kota-kota lain terus mengobarkan
permusuhan dengan para suku ibrani di daerah barat,
Hingga beberapa saat kemudian gelombang pemukiman baru telah
tiba dengan membawa kekayaan yang melimpah ruah, mengubah petra menjadi kota
mawar, dialah orang-orang nabasia, seperti yang di katakana oleh josephus
seorang penulis yahudi dari romawi kuno, yang merupakan tokoh al-kitab nebaioth
anak dari ismail, mereka berasal dari arab yang berkunjung ke petra sebagai
seorang pedagang,
Sesampainya di petra mereka tak hanya berdagang, akan tetapi
menetap, sebagai ahli dalam teknik air,
mereka menciptakan system reservoir dan saluran-saluran irigasi dengan
canggih, dengan cara mengumpulkan air hujan dan sumber mata air yang kemudian
khusus di depositokan dan di distribusikan ke setiap penjuru kota.
Pada waktu kepemerintahan raja aretas IV banyak sekali
pembangunan monument-monumen patra, selama kurun waktu seabad prestasi patra
sangatlah gemilang, hingga sampai pada masa kekaisaran roma tahun 106 m kaisar
Trajan menganeksasi wilayahnabatea, yang kemudian hari wilayah tersebut lebih
di kenal dengan provinsi romawi di Arabia petraea
Semenjak bostra/busra ( busro Negara syam ) menjadi ibukota
romawi yang baru pengaruh petra semakin meredup, terutama dalam dunia politik
pada saat timbul perpecahan kekaisaran romawi petra di
nobatkan menjadi sebuah provinsi di bawah naungan kekaisaran bizantium, dan
puncak jayanya petra berhasil di rebut oleh pasukan muslim pada abad ke 7 sejak
saat itu petra menghilang dengan sendirinya di tambah lagi karna terjadinya
gempa hingga petra benar-benar hilang berubah menjadi lembah berbatu yang
sekarang lebih di kenal dengan WADI MUSA- THE VOLLEY OF MOSES
0 comments:
Post a Comment